17 May 2009

Senyum Matano

Note: tulisan ini terinspirasi setelah aq membaca tulisannya blogger asal sorowako juga
(hello ivanbatara) ^^


Di desa kecil yang menyempil, aq melihat matahari pertamaku
Di desa kecil itu pula aq melihat senyum matano pertamaku



Kami pernah tinggal dan menetap di sebuah desa kecil di atas kaki pulau sulawesi yang bernama Sorowako. Sorowako a.K.a. Soroako (dulunya) adalah sebuah desa yang tempat orang lokal dan pendatang menumpu kehidupannya (kebanyakan) pada pertambangan nikel; dari industri hulu - supplier - kontraktor - pedagang - pengadaan barang - pasar - dll terpusat pada industri mineral yang menjadi bahan baku stainless steel ini.

Ada satu danau yang menjadi ajang tempat bermain kami di masa kecil - bahkan sampai sekarang, namanya Matano. Danau ini dikatakan sebagai danau terdalam (+/- 600m) di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Semacam danau tektonik yang muncul sekitar seribuan tahun yang lalu. Di dalam kedalaman danau ini pula, konon katanya tinggal seekor monster danau yang besar yang memangsa anak2 nakal yang suka berenang di malam hari (i am buying this crap when i was a kid ^^ make nonsense to me now).

Di luar misteri mistis danau matano, danau ini menawarkan keindahan alam nan elok yang memukau setiap harinya. Dengan pemandangan pantai mungil yang masih perawan diselingi kerindangan pepohonan lokal dan sesemakan hijau di sekitar punggung danau, kemilau air nya gemerlapan menyapa sanubari setiap insan yang menghargai.

Anak-anak lokal dan pendatang berbaur tertawa gembira bermain di danau ini. Ada satu kesamaan di antara mereka yaitu kecintaan pada danau. Penghargaan yang paling tinggi kuberikan pada tempat itu karena banyak awal bermula di sana.

Pertama kali aq berkenalan dengan kata RENANG
Pertama kali pula aq berkenalan dengan senyum matahari
Pertama kali naik kapal motor mini keliling danau (katinting-bahasa lokal)
Pertama kali pula berkenalan dengan rasa cinta pada alam


Ada saat setelah dewasa, saat sudah tidak tinggal di sana lagi, kadang senyum Matano menyambangi, seakan menyapa dan bertanya kabar... Ada juga saat-saat down (karena putus cinta T_T) yang ingin kulakukan hanya nyemplung ke danau dan menikmati alam sampai senja tiba.

Dan hal ini benar2 pernah terjadi. Lima tahun yang lalu, saat putus cinta berat, tanpa pikir panjang aq beli tiket pulang (naik lion terus lanjut pelita), dan begitu turun dari pesawat, taro barang di rumah Buton, terus langsung jalan kaki ke danau dan nyemplung dengan berpakaian lengkap sampai hampir senja. Saat sudah senja, aq jalan kaki pulang ke runah, berbasah ria, tapi perasaan putus cintanya sudah reda. Senyum matano dahsyat mampu mengobati putus cinta euy...Papa sampai bingung liat anaknya begitu. hehehe. tapi aq bilang lagi putus cinta... jadi dia mengerti


Sekarang pun kadang matano datang memberikan 'senyum'nya dalam mimpi dan dan efeknya dipagi hari, mampu menghilangkan mendung sekelam apapun.




3 comments:

Anonymous said...

like this one ^_^

satu yang pasti. secara tidak langsung Matano mengajarkan kita untuk cinta pada keindahan alam.

pank said...

huaaa..hahahah... *guling2 dlu bun...

tessa said...

@ ivan: matano gitu looh
@ pank: ga lucuuuuuuu!!!! ^^