ditaksir kenek bus pariwisata

Pada suatu hari, aq dapat telpon dari nomor tak dikenal (nomor simpati)
Berikut cuplikan percakapannya:

'hallo?' sapaku

'halo juga. dengan Tessa ini ya?' tanya si NO-NAME

'iya, dengan siapa ini?' tanyaku

'Aku Herman, Tessa.' jawabnya. 'kamu di kantor?' tanya pria yg mengaku herman itu lagi

'sori pak, saya lagi di rumah, suami saya sakit.' jelasku

'oo... saya temannya A (nama disamarkan). kamu dulu pacarnya A, bukan.' sambar si Herman.

'pacar nya A? wah bapak dapat gosip dari mana?' tanya ku penuh selidik... (sambil senyum-senyum geli)

gossip seperti ini seru juga.

sambil menahan tawa aq lanjut bertanya:

'bapak siapa ya?'

'aku kru bus pariwisata bu..' jawab si Herman

'ooo... terus situ temannya si A?' tanyaku

'iya, mbak' jawabnya

'(sambil lompat2 nahan ketawa) terus mau apa nih?' tanyaku lagi

'mbak, mau sama aku ga, kita pacaran yuuuu?' tanya si Herman ini dengan PD

'........' (asli ini chat yang menghibur banget, rasanya gubrak gabruk kepengen ketawa)

'halo mbak?' tanya si Herman

'pak herman gini ya pak... kalo ga salah bapak tuh kenek bus pariwisata dari PO XXX kan? saya pernah naik bus bapak lho.. waktu bawa anak2 smp perpisahan di puncak... 2 minggu lalu. bapak ingat ga sih?" jelasku

'enggak mbak... (mulai panik). kita ga pernah ketemu kook'

'kalau saya telpon J (direktur PO XXX) gimana pak?' tanya saya.

'saya bukan dari PO itu kok mbak...' sanggahnya.

'kalau begitu tutup telponnya pak. saya agak keberatan kalo bapak main2 seperti itu. jangan telpon saya lagi ya kecuali urusan penting dan bukan main2 seperti sekarang ini.'

'...tut tut tut....' telpon langsung mati

Herman adalah lelaki paruh baya (yang kemudian kuketahui memang genit setengah mati, berbanding terbalik lah dengan penampilannya) yang bekerja sebagai kenek supir bus pariwisata tapi selama di bus, kerjanya tidur mulu.