27 January 2009

Selamatkan Ikan Endemis Danau Kita





Written by Mega Ihyamuis


Friday, 16 January 2009 17:15


Kompleks Danau Malili merupakan salah satu hotspot biodiversity terkaya di Kawasan Wallacea. Lebih dari 62% jenis ikan endemis air tawar Sulawesi berada di Kompleks Danau Malili. Sayangnya ikan-ikan tersebut mengalami ancaman, terutama oleh masuknya ikan introduksi yang dikhawatirkan akan memangsa ikan-ikan endemis tersebut. Hasil penelitian Fadly Y. Tantu yang dipaparkan dalam Internasional Conference on Alfred Russel Wallace and The Wallacea menunjukkan Kompleks Danau Malili (Matano, Mahalona, Towuti, Wawontoa, dan Masapi) menjadi habitat tidak kurang dari 32 spesies dari 52 jenis ikan endemis perairan tawar Pulau Sulawesi.

Menurut peneliti ikan dari Universitas Tadulako-Palu ini, terdapat empat famili ikan yang penyebarannya terbatas hanya di Kompleks Danau Malili, yaitu , Gobiidae, Oryziidae, dan Hemiramphidae. ”Jenis ikan endemik dari danau-danau ini punya kekhasan dan habitat spesifik sehingga setiap danau di Kompleks Danau Malili memiliki jenis ikan yang berbeda,” ungkap Fadly di depan forum yang dihadiri oleh ilmuan dalam dan luar negeri. Dari keempat jenis tersebut, famili Telmatherinidae merupakan kelompok yang paling beragam ditemukan di Kompleks Danau Malili. Sejauh yang telah diidentifikasi, diantara 17 jenis famili ikan yang oleh masyarakat Sorowako disebut Opudi, delapan jenis ditemukan di Danau Matano, masing-masing adalah: Telmatherina abendanoni, T. antoniae, T. obscura, T. opudi, T. prognatha, T. sarasinorum, T. wahjui. dan Telmatherina albolabiosus sp. nov. Jenis yang disebutkan terakhir ini merupakan catatan baru yang belum masuk dalam daftar ikan Dunia. ”Ikan ini kami temukan tahun 2000 dan sebelumnya kami namakan “Telmatherina ‘whitelips’ karena memiliki kekhasan bibir putih yang tebal,” imbuh Fadly.


Melihat keanekaragaman biota endemik, khususnya ikan di Kompleks Danau Malili yang kaya bahkan diyakini masih ada kemungkinan akan bertambahnya jenis-jenis baru yang belum dideskripsikan, maka tidak mengherankan jika kawasan tersebut telah menjadi laboratorium para peneliti, terutama peneliti asing dalam kurun lebih dari 20 tahun terakhir ini.Sayangnya, spesies ikan asli danau mulai terancam oleh hadirnya ikan dari luar kawasan danau. Dari hasil survey yang dilakukan Fadly dkk. di Kompleks Danau Malili ditemukan sedikitnya 20 jenis ikan introduksi, seperti mujair, nila, oscar, dan louhan. ”Ini ancaman serius. Ikan asing itu akan menjadi pesaing makanan, tempat, dan bahkan pembawa penyakit bagi ikan asli danau,” terangnya.

Pria yang sedang menyelesaikan program doktornya di IPB mengkhawatirkan jika kondisi tersebut dibiarkan, ikan-ikan asli danau akan hilang, seperti yang telah terjadi di Danau Lindu dan Danau Poso dimana ikan-ikan jenis asing dari luar kawasan telah memangsa dan menyebabkan hilangnya ikan asli danau. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dari semua pihak dalam kerangka melindungi ikan-ikan asli penghuni danau. Antara lain, kebijakan pemerintah Luwu Timur untuk menghentikan atau melarang introduksi ikan ke danau. Dan bagi kita masyarakat Sorowako, mungkin bisa dirancang suatu kegiatan untuk membersihkan ikan-ikan asing tersebut, misalnya lomba mancing ikan louhan atau aktivitas lainnya. Sebab, pelestarian ekosistem Kompeks Danau Malili harus dilakukan bersama-sama baik masyarakat, pemerintah maupun swasta di Luwu Timur.

2 comments:

Anonymous said...

oooo bun tessa to.... kirain tessa siapa.... hi5x

tessa said...

kangen berenang di danauuuw