apv minjem
bensin rp. 200.000 (pp)
parkir + tol rp. 100.000 (pp)
entrance fee ancol rp. 12.000/person
si om dan putra-putrinya
Keluarga si om dan tante
sepupu 1: 'A'
Sepupu 2: 'K'
Fish n chips + Coffee latte, best choise for budgeted person (like me hahahaha)
Rasanya enak, waiternya sigap dan cepat, chefnya telaten dan berseni, restoran nya indah tapi ya itu tuuu buat beberapa orang harganya mahaal; (setaraf kelas bintang empat).
So last but not least, restoran ini mengusung keindahan city light, makanannya oke, cocok untuk teman2 yang ingin bersantai dan sedikit menjauh dari kehingar-bingaran kota.
Lantai dua Lawang Sewu yang super spooky
magnificent kaca patri
so called seribu pintu
Wisata bawah tanah lebih menarik
"kalian ga takut kan?" tanyaku memanas-manasi ponakan yang dua-duanya masih dibawah 10 tahun itu.Bersama Keponakan tercinta
Biaya masuknya ga ada. Kita bisa masuk dan menikmati keindahan bangunan kuil yang dominan berwarna merah itu dengan bebas. Kecuali ada tempat yang memang khusus untuk berdoa, sebaiknya kita menghindari masuk ke sana biar tidak mengganggu orang2 yang lagi berdoa. ada jam2 khusus kalau kita mau masuk ke dalam kuil tempat berdoa, yaitu sekitar jam 11 pagi.
Di depan Patung Laksamana Cheng Ho (sosok patung berhidung mancung)
Berikut sedikit info sejarah KUIL SAM POO KONG:
Konon dulunya tempat ini adalah tempat persinggahan laksamana Cheng Ho (seorang panglima perang tiongkok kelahiran Persia yang beragama Islam).
Awal abad ke-15 terbentuk sebuah koloni dari komunitas muslin tionghoa dan probumi di muara KALIGARAN.
Saat itu garis pantai Semarang masih terletak di kaki perbukitan Simongan dan pantai Semarang merupakan pelabuhan penting yang banyak disinggahi para pedagang asing yang berasal dari Melayu, Cina dan Belanda.
Komunitas Cina yang datang ke Semarang dipimpin oleh Sam Poo Tay Djien atau dikenal dengan nama lain Zheng He (a.k.a. CHENG HO), seorang taykam Kaisar Cheng Zu ( dari Dinasti Ming) penganut agama Isalam yang diutus untuk mencari mustika di daerah utara. Armada Zheng He adalah armada Cina pertama yang mendarat di Semarang pada tahun 1401 AD.
Pada saat Zheng He kembali ke negaranya, goa peninggalan Zheng He tertimbun tanag longsor pada tahun 1704 dan sebagai penghormatan masyarakat setempat menggali goa baru serta membangun altar yang dilengkapi dengan patung Zheng He dan pengawalnya. Bangunan ini merupakan satu-satunya bangunan yang ada didunia sebagai tempat yang dikeramatkan orang-orang Cina. Di dalam bangunan ini akan kita jumpai hal-hal unik yang jarang terdapat di kuil Cina lainnya.
Sebuah goa batu yang didalamnya terdapat suatu altar Sampoo yang dipenuhi dengan lilin menyala. Goa tersebut digunakan sebagai tempat meramal nasib yaitu dengan menggunakan tongkat-tongkat kecil yang dilemparkan ke lantai.
Sepeninggal Zheng He daerah Simongan mulai ramai ditempati oleh pendatang Cina yang merantau ke Semarang dan lambat laun berkembang menjadi perkampungan. Dalam perkembangannya kawasan Simongan tumbuh menjadi perkampungan Cina pertama di Semarang dan menjadi ramai dengan penduduk yang berprofesi sebagai petani dan pedagang.
Pemberontakan pada tahun 1742 yang dilakukan oleh orang Cina menyebabkan orang-orang Cina yang berada dikawasan Gedung Batu dipindahkan ke pecinan (Kawasan Gang Baru sekarang). Setelah pemindahan tersebut kawasan Simongan tumbuh menjadi daerah pemukiman yang dalam perkambangannya menjadi daerah pemukiman dan industri. Peristiwa pemindahan tersebut membuat tradisi liturgi yang ada di kelenteng pecinan sama dengan tradisi yang ada di klenteng Gedung Batu atau dikenal dengan nama lain Klenteng Sam Poo Tay Djien atau Klenteng Sam Poo Kong.
Beberapa tempat pemujaan yang sering dikunjungi oleh para peziarah di Klenteng Sam Poo Kong Gedung Batu adalah:
1. Tempat Pemujaan Dewa Bumi atau Fu De Zheng Shen (Hok Tek Cheng Sin Hokkian) berupa arca.
2. Tempat Pemujaan Dewa Bumi disebut Klenteng Thao Tee Kong merupakan tempat pemujaan untuk mengucapkan rasa terima kasih atau memohon berkah dan keselamatan hidup kepada Dewa yang menguasai bumi.
3. Tempat Pemujaan Kyai Juru Mudi berupa makam Juru Mudi kapal yang ditempangi Laksamana Zheng He.
4. Tempat Pemujaan Sam Poo Kong (Sam Poo Tay Djien) berupa arca. Tempat Pemujaan Sam Poo Kong merupakan pusat seluruh kegiatan dalam komplek Gedung Batu digunakan untuk bersembayang memohon doa restu keselamatan, kesehatan, serta mengenang jasa Sam Poo Tay Djien dengan mengadakan sembayangan. Di tempat ini ada goa yang mempunyai sumber air yang sering digunakan untuk mengobati keluarga yang sakit.
5. Tempat Pemujaan Kyai Jangkar. Di ruang ini ada 3 tempat pemujaan yang berdiri sendiri-sendiri :
tanggul untuk menahan lumpur agar tidak meruah ke jalan raya
pemuda ini mengaku rumah dan hartanya terkubur bersama lumpur